Bersikap Sederhana Dan Bersahaja


Saya pernah menangkap cerita yang agak memilukan sekaligus memalukan. Tidak sedikit dari teman-teman kita yang dulunya mahasiswa atau masih menyandang gelar mahasiswa, bekerja di sebuah tempat antah berantah yang tidak perlu saya sebut namanya. Gajinya tidak terlalu besar, tapi lumayan untuk kelas mahasiswa atau untuk hidup dan makan enak di sini. Namun dengan gaji yang lumayan itu, dia membeli segala macam aksesoris yang serba wah. Beli baju, tas, celana, jam tangan dan segala pernak-perniknya itu, yang mana tidak sebanding dengan gaji atau pendapatannya.

Bagus jika ia mencari-cari tambahan dengan cara yang baik. Namun tidak jarang, alih-alih ia menjadi manusia angkuh, suka nampang, berpantat kuning alias kikir, sangat kikir, manusia bermental oke bos, sendiko waduh, pripun panjenengan kerso, dan mental-mental seperti ini sangat merugikan banyak kalangan.

Secara tautologis, lagi sekali lagi semua itu karena gaya hidup yang terlalu, serba wah, serba mencolok, lifestyle yang kontradiktif dengan kata sederhana dan bersahaja.

Pada dasarnya saya cuman ingin menyampaikan, segala hal yang diperbolahkan dalam islam kaitanya dengan gaya hidup tadi, itu patokannya dua. Makan, minum, berpakaian, berhias, berdandan dan lain-lainnya itu, harus berpatokan pada dua hal. Tidak melampaui batas dan prinsip persangkaan. Tidak melampaui batas secara kuantitatif dan kualitatif, dan menjaga prinsip persangkaan artinya tidak boleh sombong, tidak boleh angkuh, tidak boleh suka nampang dan suka pamer. 

Karena Nabi SAW itu mengajarkan untuk makan, minum, berpakaian dan bershadaqah dengan cara yang tidak berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.

Suatu ketika Umar Ibn Abdul Aziz mendengar dari salah satu kerabatnya, jika anaknya membeli sebuah cincin dengan harga seribu dirham. Maka Umar Ibn Abdul Aziz menyurati si anaknya tadi : "Telah sampai kepadaku kabar bahwa kamu membeli sebuah cincin dan harga batu cincin itu senilai seribu dirham. Jika sudah sampai padamu suratku ini, maka juallah cincin itu, berilah makan untuk seribu orang yang membutuhkan. Dan belilah sebuah cincin yang harganya dua dirham saja, batu cincin biasa (artinya yang murah-murah saja). Setelah itu tulislah di atasnya : Allah merahmati orang yang tahu kadar kemampuannya."

0 Comments