Kenapa Sikap Yakin Dan
Percaya Menjadi Syarat Dikabulkannya Sebuah Doa?
Hal yang sering
dihadapi oleh seorang muslim dalam berencana dan beramal usaha adalah sikap
kurang yakin, tidak percaya diri, waswas bahkan agak cenderung malah melalaikan
unsur-unsur hukum alam yang jelas pasti menjadi norma dan prinsip hukum terjadinya
sebuah peristiwa di muka bumi ini. Artinya orang mau kaya, dia harus rajin
menabung. Tidak ada orang ingin kaya, lalu wes ewes ewes bim salabim abra
kadabra, langsung jadi orang kaya. Tidak bisa. Mereka yang ingin kaya tentu
harus banyak menabung, bekerja keras mengumpulkan aset kekayaan, baru ia
menjadi kaya. Pada prinsipnya ada proses yang harus dilalui dulu untuk menjadi
orang kaya. Demikian juga mau jadi orang pintar, atau mau jadi orang penting
dan berpengaruh di masyarakat, maka ia harus banyak belajar serta menempa diri
dalam ingar-bingar bergiat, berkecimpung ke ruang publik dan banyak-banyak
berkiprah di tengah masyarakat umum. Itulah potret hidup kehidupan manusia di
dunia ini.
Nah dalam berencana dan
beramal usaha itu manusia perlu bersandar, bergantung dan berdoa kehadirat
Allah sebagai Tuhan semesta alam, Tuhan yang Maha Esa. Selanjutnya dalam berdoa
kepada Allah itu diperlukan sikap yakin dan percaya bahwa doa dan permohonannya
tidak akan diabaikan oleh Allah SWT.
Dalam Musnad Imam Ahmad
meriwayatkan sebuah hadist dengan sanad hasan dari Abdullah IBn Amruu,
bahwasannya Rasulullah bersabda :
القلوب أوعية، وبعضها
أوعى من بعض، فإذا سألتم الله عز وجل أيها الناس، فاسألوه وأنتم موقنون بالإجابة، فإن
الله لا يستجيب لعبد دعاه عن ظهر قلب غافل
Artinya : "Hati
itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya,
maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah kepada-Nya sedangkan
kamu merasa yakin akan dikabulkan karena sesungguhnya Allah tidak akan
mengabulkan doa dari hati yang lalai". HR. Ahmad
Dalam hadist lain
riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب
دعاءً من قلبٍ غافل لاه
"Berdoalah kepada
Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak
mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479, hasan)
Maksud dan pengertian
dari "dalam keadaan yakin" ialah kamu beranggapan dan berasumsi bahwa
Allah bakal menerima doa kamu, dan mewujudkan semua harapan, maksud dan
cita-citamu. Ini adalah salah satu bentuk dari karakter dan budi pekerti baik
seorang muslim kepada Allah, yaitu berbaik sangka kepada Allah SWT.
Dalam sebuah Hadist
Qudsi Allah berfirman :
أنا عند ظن عبدي بي فليظن بي ما شاء
Artinya : Aku
bergantung pada prasangka hambaKu terhadapKu, maka silahkan untuk berprasangka
sesuai apa yang dikehendaki.
Dalam Sayrh Muslim (17:2), berkenaan dengan makna hadist di atas, Al-Qadhi 'Iyadh berkata bahwa
sebagian ulama menuturkan bahwa keterangan dari hadsit tersebut adalah Allah
bakal menyediakan ampunan bagi hambaNya yang memohon ampunan. Allah bakal
menerima taubat bagi hambaNya yang mau bertabubat. Allah bakal menijabahi doa
hambaNya yang mau berdoa. Allah juga bakal memberi kecukupan jiak hambaNya
meminta kecukupan. Sedang ulam alain berpendapat bahwa yang dimaksud dlam ahdist
itu ialah berharap kepada ALlah dan meminta ampunanNya.
Disebutkan juga dalam Hadist
Qudsi yang lain :
أنا عند ظن عبدي بي فإن ظن بي خيرا فله الخير فلا تظنوا
بالله إلا خيرا
Artinya: Aku bergantung
prasangka hamba terhadapKu, jika Ia berprasangka baik terhadapKu, maka baginya
kebaikan, maka jangan berprasangka terhadap Allah kecuali kebaikan.
أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث يذكرني
Artinya: Aku menuruti
prasangka hamba terhadapKu, dan Aku selalu bersamanya selagi Ia mengingatKu.
أنا
عند ظن عبدي بي؛ إن ظن خيرا فله، وإن ظن شرا فله
Artinya: "Aku
tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik
kepada-Ku, maka kebaikan baginya, dan bila berprasangka buruk maka keburukan
baginya."
Al-Qurtubi berpandangan
dalam pemahaman maksud dari perkataan "Aku bergantung pada prasangka
hambaKu terhadapKu" dalam Hadist di atas adalah : prasangka bahwa doanya
bakal diijabahi oleh Allah, prasangka bahwa taubatnya bakal diterima oleh
Allah, prasangka bahwa permohonan ampunnya bakal diampuni oleh Allah,
prasangkan bahwa akan ada pembalasan dari Allah dalam setiap perbuatan baik dan
bernilai ibadah, dengan syarat semua itu harus yakin dan percaya dengan janji
Allah SWT sendiri sebagaimana diungkapkan dalam sebuah Hadist di atas tadi yang
berbunyi :
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة
Artinya :
"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan."
Oleh karena itu Al
Qurtubi menyambung prakartanya itu dengan, bahwa seorang hamba harus berusaha
sekuat tenaga dalam berencana dan beramal, serta harus yakin dan percaya
sesungguhnya Allah bakal menerima dan mengabulkan permohonannya, mengampuni
segala permintaan maafnya, karena memang Allah sudah berjanji seperti itu. Dan
Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Namun jika yang terjadi adalah
sebaliknya seorang hamba itu berkeyakinan dan percaya atau berprasangka bahwa
doanya tak dikabulkan oleh Allah, bahwa Allah tak menerima permohonannya, maka
pada hakikatnya hal itu sama sekali sungguh tidak berfaedah baginya. Karena itu
dalah bentuk dari berputus asa terhadap rahmat Allah SWT, dan ini bagian dari
doa besar yang seharusnya dihindari.
Inilah bentuk
berprasangka baik pada Allah yang diajarkan pada seorang muslim. Sabda Nabi SAW
:
لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن بالله الظن
"Janganlah salah
seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah
."
(HR. Muslim no. 2877).
Berprasangka baik pada
Allah dalam setiap doa yang kita panjatkan adalah kunci sukses sebuah doa.
Ketika kita berdo’a pada Allah, maka kita mesti yakin bahwa do’a kita akan
diijabahi dengan tetap melakukan sebab-sebab terkabulnya doa dan meninggalkan
berbagai larangan yang menghalangi terkabulnya doa. Karena itu yang perlu kita ingat bersama
bahwasanya kekuatan sebuah doa itu terletak pada sikap kita dalam berprasangka
baik pada Allah.
Berikut saya kutip
beberapa quotes dari ulama-ulama dunia, antara lain :
لا تيأس فاليأس من لوازم الكفر، ولا تقنط فالقنوط من مظاهر
الضلال{ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ}
{ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّون}.
العلامة الأستاذ الدكتور يوسف القرضاوي - رئيس الاتحاد
العالمي لعلماء المسلمين
Artinya : Janganlah
kamu berputus asa, karena bersikap putus asa adalah tradisi kaum kafir. Dan janganlah kamu kehilangan harapan
(bersikap pesimis), karena pesimisme adalah indikasi dari kesesatan. Firman Allah SWT : (
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir). (Tidak ada orang yang berputus
asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat).
Ilmuwan Besar
Prof.Dr.Yusuf Al-Qardhawi - Presiden Persatuan Internasional Ulama Muslim.
تفاءل ولا تقنط، وأحسن الظن بربك وانتظر منه كل خير وجميل
الشيخ الدكتور عائض بن عبد الله القرني ، مؤلف كتاب لا
تحزن
Artinya : Ayo bersikap
yakin dan jangan pesimistis, berbaik sangkalah pada Tuhanmu, dan tunggulah segala macam kebaikan dan keindahan yang
datang dariNya.
Shaykh Dr. Aaidh ibn
Abdullah al-Qarni, Penulis buku "Jangan Bersedih Hati"
Konklusinya adalah semestinya
seorang hamba itu harus berdoa kepada Allah dengan menghadirkan hatinya, dan
berprasangkan baik kepada-Nya, bahwa Allah bakal mengijabahi doa-doa hambaNya
yang mau berdoa dan bermohon kepadaNya, sebagaimana janjiNya dalam Al-Quran :
وقال
ربكم ادعوني أستجب لكم ۚ إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين
Artinya : "Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Surat Ghafir : 60)
وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان
فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون
Artinya : "Apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku
dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.
Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka
meraih kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186)
ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها وذروا الذين يلحدون في
أسمائه سيجزون ما كانوا يعملون
Artinya : "Hanya
milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang melakukan penyimpangan
terhadap nama-nama-Nya. Kelak mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang
telah mereka kerjakan." (Surat Al-A’raaf ayat 180)
0 Comments