MENIMBANG KINERJA PPMI MELALUI LPJ

Doc. MPA PPMI Mesir 2017
Informatika Mesir 20/07, Kairo. Senin malam tepatnya tanggal 18 Juli 2017 Masisir masih menikmati rangkaian acara pesta demokrasi yang diadakan oleh Panitia Pemilu Raya (PPR). Rangkaian pesta demokrasi tahun ini cukup menarik, mulai dari suhu pencalonan dua pasang capres-cawapres yang sempat memanas, debat dan pembacaan visi-misi, dan tentu pemilihan presiden-wakilnya yang paling menyedot perhatian publik Masisir. 

Sementara Senin malam itu, di Aula Pasanggrahan KPMJB diadakan acara pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) PPMI Mesir 2016-2017.

Agenda tersebut berfungsi untuk menakar sejauh mana kinerja PPMI 2016/2017dalam melaksanakan program kerja mereka dan juga menilik seberapa kuat komitmen mereka dalam menjalankan amanah yang setahun terakhir mereka emban.

Albi Tisnadi Ramadhan selaku ketua PPR 2017 menilai kinerja PPMI di bawah kepemimpinan Bayhaqi-Ikhwan cukup baik secara keseluruhan dilihat dari penilaian tim verifikasi yang rata-rata memberikan nilai Jayyid, sebagian lagi Jayyid Jiddan. Dan LPJ hari itu bisa diterima oleh hadirin setelah banyak pertanyaan diajukan.

Thoriq Aziz selaku ketua MPA 2016/2017 mempunyai perspektif yang sama, beliau menambahkan bahwa LPJ adalah bukti akuntabilitas dan pertanggung jawaban PPMI sebagai badan eksekutif. Dari sekian banyak program PPMI, ia menyarankan agar program maharotuh qiyadah atau LDK supaya bisa dilestarikan oleh PPMI selanjutnya. Dengan catatan agar ada inovasi yang membuat acara tersebut tak membosankan. Dan masih menurut Thoriq, PPMI Mesir sebagai Azhari perlu sekiranya menerapkan ideologi dan kebatinan al-Azhar.

Kritik seputar LPJ Abay-Ikhwan muncul salah satunya dari anggota aktif BPA PPMI Mesir, Shidiq al-Hakim. Beliau merasa Presiden dan wakilnya tidak menjelaskan secara detail dan terbuka tentang “dalamnya” PPMI dan seakan hanya menunjukan program-program yang nampak sukses dimuka saja. Itu, menurutnya membuktikan bahwa Presiden dan wakilnya bukan tipe seorang konseptor, melainkan pekerja. Oleh sebab itu PPMI hanya diberi nilai Jayyid oleh  tim verifikasi. 

Mahasiswa jurusan Da’wah tersebut menganggap penilaian tersebut baru sebatas pada kinerja PPMI nya, dan belum dilihat dari keadaan ekonominya yang mati, karena 70% sumber keuangan PPMI masih meninta KBRI. Dan itu akan menghalangi misi independensi PPMI.

Di luar itu, pria tambun alumni Islamic Centre Yogya tersebut mengapresiasi kinerja PPMI yang menyebabkan kabinetnya sering kurang tidur dan kurang makan, belum lagi muncul  masalah-masalah sensitif yang menimpa Masisir, seperti Asrama, mahasiswa baru non-prosedurar, dan 4 mahasiswa yang ditangkap di Samanud. Lebih lanjut Shidiq merasa PPMI 2017 perlu mewariskan badan usaha yang nantinya bisa menghidupkan pendanaan PPMI setelahnya. [] Azrul Faisal Kazein

0 Comments