Ketenangan Hati Dan Sikap Optimis : Rahasia Dibalik Titik Sentral Kebahagiaan

Ketenangan Hati Dan Sikap Optimis : Rahasia Dibalik Titik Sentral Kebahagiaan

Oleh : Muh. Thoriq Aziz Kusuma

Nile River views in Cairo Egypt.

Banyak orang menginginkan hidup bahagia di dunia ini, dan untuk mencapainya mereka rela bekerja siang-malam, pagi-petang untuk mencari apa yang disebut dengan kebahagiaan. Sudah menjadi jamak, semua individu baik kaya maupun miskin punya harapan untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini. Karena sejatinya, kekayaan yang melimpah, status atau pangkat sosial seorang individu dalam masyarakat tidak menjamin seseorang tersebut bisa mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sesungguhnya bergantung pada ketenangan hati dan sikap optimisme seorang individu tersebut terhadap kehidupannya.

Acak kali kita temukan fenomena di dalam masyarakat publik, terdapat banyak orang dengan kekayaan yang melimpah ruah, namun kekeyaan yang mereka miliki tidak dapat menjadikan diri mereka tenang dan hidup dengan penuh pengharan, justru umumnya mereka masih mendapati pada diri mereka kecemasan dan kegalauan hidup, bahkan mereka bersikap ragu, risau dan cemas akan kehidupan mereka.

Allah berfirman dalam Al-Quran :

أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ .  حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ

Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.” QS.At-Takatsur:1-2

Rahasia dibalik titik sentral kebahagian sesungguhnya ada pada ketenangan hati atau jiwa serta adanya sebuah pengharapan atau sikap optimis terhadap kehidupan ini. Sungguh beruntung mereka yang hidup dengan hati yang tenang dan penuh pengharapan. Setiap individu pasti menginginkanhya, namun tak banyak orang yang mendapatkannya.

Dalam Islam untuk mecapai ketenangan hati atau jiwa tersebut, seorang hamba harus pandai-pandai mengingat Sang Pemberi Ketenangan Jiwa, Sang Pemberi Kebahagiaan Sejati, yaitu Allah SWT.

Allah berfirman SWT:

أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya : “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” QS. Ar-Ra’du: 28

Rahasia sentral kebahagiaan seseorang selain terletak pada ketenangan (ketentraman) hati, juga bergantung pada sikap optimisme terhadap kehidupannya.

Seorang muslim sejati dituntut untuk tidak berputus harapan dan bersikap pesimistis terhadap kehidupannya. Karena ia tahu bahwa bersama hari ini ada hari esok, bersama kesulitan ada kemudahan, setelah malam akan datang pagi yang cerah, dan kebanyakan dari kenyataan hari ini adalah buah dari mimpi kemarin sore.

Sikap optimis seorang individu tercermin dari pandangan hidup dan perilakunya untuk bisa menerima kenyataan hidup dengan fokus penglihatan yang positif, melihat keutamaan dan nilai manfaat (hikmah) dari setiap kejadian dalam hidupnya, dan bukan melihat dengan fokus penglihatan yang pesimis dan terus menerus menatap kesukaran yang ada tanpa harapan sama sekali.

Bersikap optimis akan merubah kepedihan menjadi kebahagiaan, penderitaan menjadi kegembiraan, mengubah kegagalan menjadi sebuah eksperimen untuk membuka pintu-pintu keberhasilan. Dengan bersikap optimis membuat kita melihat kepedihan sebagai benih pembuka jalan kebahagiaan. Dan kesuksesan diraih dengan kesabaran, kemakmuran diraih setelah melewati masa-masa sulit, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Oleh sebab itu janganlah berputus asa, karena bersikap putus asa adalah tradisi orang kafir. Dan janganlah kita kehilangan harapan (bersikap pesimis), karena pesimisme adalah indikasi dari kesesatan.

Firman Allah SWT:

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” QS. Yusuf: 87

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ

Artinya: “Ibrahim berkata: ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat’”. QS. Al Hijr: 56

Mari kita bersikap yakin dan jangan pernah pesimis, mari berbaik sangka pada Allah Ta’aalaa dan mari kita tunggu segala macam kebaikan  dan keindahan yang datang dari-Nya.