Hadis Tentang Barangsiapa yang Senantiasa Beristigfar

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 06:05

Oleh Al-Faqīr ilā Allāh Ta'ālā, Muh. Thoriq Aziz Kusuma



Vokal Berdakwah, Kota Surakarta – Hadis tentang barangsiapa yang senantiasa beristigfar adalah hadis dari Abdullah bin Abbas, Ra., yang mengatakan bahwa Rasulullah, Saw., bersabda:

  مَنْ  لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجاً ،  وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجاً ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

"Barangsiapa yang senantiasa beristigfar maka Allah akan menjadikan baginya jalan  keluar pada setiap kesulitan, dan kelapangan dalam setiap kebingungan, dan memberikannya rizki dari jalan yang tidak dia sangka.” (HR. Abu Dawud No. 1518, Ibnu Majah No. 3819, Ahmad dalam Musnadnya 1/248, Al-Ṭabrani dalam Al-Mu'jam Al-Ausaṭ 6/240, Al-Baihaqi dalam Al-Sunan Al-Kubra 3/351) dan lain-lain). Semuanya berasal dari Al-Hakam bin Mus'ab, Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dari otoritas ayahnya, meriwayatkan dari otoritas Ibnu Abbas.

Sanad hadis tersebut lemah (ḍaif) disebabkan karena adanya Al-Hakam bin Mus'ab, tidak ada seorangpun yang menguatkannya. Abu Hatim yang merupakan Syeikh dari Al Walid bin Muslim mengomentari soal Al-Hakam bin Mus'ab, saya tidak tahu ada orang lain yang meriwayatkan tentang dia.

Hadis ini digolongkan sebagai lemah juga oleh Al-Baghawi di Sharh Al-Sunna (3/100), Al-Dhahabi di Al-Muhadhdhab (3/1278) dan dalam komentarnya tentang Al-Hakim di Al-Mustadrak, dan Al-Albani di Al-Silsilah Al-Da'eefah (No. 705).

Terlepas dari kelemahan hadis, maknanya dapat diterima oleh persaksian dalil-dalil yang sahih.

Firman Allah, Swt., mengenai keutamaan istigfar:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'." (QS. Nuh Ayat 10-12).

وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." (QS. Hud Ayat 3).

Oleh sebab itu Ulama Besar Ibnu Al-Qayyim dalam kitabnya "Al-Wābil Al-Ṣayyib" di bab delapan belas, menyatakan bahwa istigfar merupakan zikir yang membawa rezeki serta menolak kesusahan dan bahaya.

Bagaimanapun, dalam kondisi bagaimanapun istigfar merupakan bagian dari bentuk-bentuk ketakwaan yang menjadi penyebab semua kebaikan yang menimpa orang-orang yang bertakwa.

 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-Thalaq ayat 2-3)

Terlepas dari sanadnya yang lemah, pesan yang disampaikan dalam hadis tentang barang siapa yang senantiasa beristigfar adalah benar adanya. Karena ada dalil-dalil kuat yang membenarkan matan daripada hadis ini.

Dan sabda Nabi, Saw., yang maknanya sama dengan hadis di atas tadi (barangsiapa yang senantiasa beritigfar), hanya saja beda redaksi,

مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh Al-Hakim serta Ahmad Syakir)

Tak ada kesangsian lagi bahwa istighfar merupakan sebab terhapusnya dosa. Dosa yang telah terhapus akan memberikan dampak yang bermacam-macam. Terkadang seorang yang terampuni dosanya ia akan mendapat rezeki dan kebahagiaan dari setiap kesusahan dan kesedihan. 

Takwa kepada Allah, Swt., membutuhkan istigfar dan taubat, dan ayat-ayat tentang keutamaan istigfar diketahui sangat banyak, sebagaimana ditunjukkan juga dengan seringnya Nabi, Saw., yang senantiasa memperbanyak membaca istigfar.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Hai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, dan aku sendiri bertaubat kepada Allah dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim No. 4/2076)

 أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللَّهِ، وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Hai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan beristighfarlah kepadaNya, maka sesungguhnya aku bertaubat dan beristighfar kepada Allah setiap hari seratus kali.” (HR. Al-Nasa’i No. 444)

0 Comments