Oleh Muh. Thoriq Aziz Kusuma
Penjelasan Agama Tentang Apakah Penyebaran Virus Corona Merupakan Hukuman dan Cobaan dari Allah, Swt. |
Vokalberdakwah, — Sebagian orang mengklaim bahwa penyebaran virus corona adalah hukuman (azab) dan cobaan dari Allah, Swt., disebabkan banyaknya dosa dan kemaksiatan yang telah diperbuat manusia, lebih-lebih setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan sejumlah besar kasus kematian dan infeksi virua corona baru.
Namun dari sudut pandangan kajian keagamaan dapat ditegaskan sebetulnya, pernyataan bahwa epidemi atau pandemi virus corona adalah hukuman dari Allah, Swt., tidaklah benar, karena hal ini merupakan perkara yang gaib (metafisik).
Secara umum yang semestinya manusia lakukan dalam keadaan krisis semacam ini adalah, pertama kembali kepada Allah, Swt., dengan jalan bertaubat yang tulus dan ikhlas, kedua perbanyak istighfār, ketiga meningkatkan amal kebaikan, karena ini merupakan salah satu sebab diangkatnya cobaan (bala). Hal ini berdasar pada firman Allah, Swt., yang berbunyi:
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖ ۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107)
Pada saat yang sama, manusia tidak boleh mengabaikan akal sehat yakni mengambil sebab-sebab dan upaya pencegahan serta pengobatan. Nabi, Saw., bersabda:
لَا يُورِدُ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
”Janganlah mencampurkan (unta) yang sakit ke yang sehat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
تَدَاوَوْا عِبَادَ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلَّا وَضَعَ مَعَهُ شِفَاءً إِلَّا الْهَرَمَ
"Wahai hamba Allah, berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah, Swt., tidak menurunkan penyakit melainkan kecuali Dia juga menurunkan obatnya, kecuali sakit pikun." (HR. Ibnu Mājah)
Turunnya cobaan (bala) adalah sunnah kauniyyah (hukum alam) sebagai kontrol dan ujian bagi hamba-hambaNya. Cobaan dari Allah, Swt., tak terkhusus untuk hamba-hambaNya yang zalim atau yang berbuat maksiat (dosa).
Namun sebaliknya, cobaan juga menimpa para Nabi, para auliya dan orang-orang saleh. Cobaan dari Allah, Swt., untuk orang-orang saleh tak diestimasi sebagai hiaan bagi mereka atau karena mereka berbuat zalim, tetapi dimaknai sebagai salah satu tanda kecintaan Allah, Swt., kepada mereka, dimaknai karena ketinggian derajat (ketakwaan) mereka, dimana mereka tidak menyusutkan usaha-usaha amar ma'ruf nahi munkar.
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan jika Allah mencintai suatu kaum Dia akan menguji mereka, siapa yang ridha maka baginya keridhaan (Allah) dan siapa yang murka maka baginya kemurkaan (Allah)." (HR. Al-Tirmidzi)
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia” (HR. Al-Tirmidzi)
إِذَا أَرَادَ الله بِقَوْمٍ خَيْرًا ابْتَلَاهُمْ
"Apabila Allah menghendaki kepada sebuah kaum kebaikan maka Allah akan mencoba (memberi cobaan) kepada mereka." ( HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
إِذَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِقَوْمٍ عَذَابًا أَصَابَ الْعَذَابُ مَنْ كَانَ فِيهِمْ ثُمَّ بُعِثُوا عَلَى أَعْمَالِهِمْ
“Jika Allah menurunkan azab, maka azab itu akan mengenai siapa saja yang berada di tengah-tengah mereka, lantas mereka dihisab sesuai amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari)
0 Comments