Wabah Corona Merata di Mana-mana: Pahala Syahid, bagi yang Berdiam Diri di Rumah

Oleh Muh. Thoriq Aziz Kusuma

Wabah Corona Merata di Mana-mana: Pahala Syahid, bagi yang Berdiam Diri di Rumah.

Vokalberdakwah,  —  Menjadi tanggung jawab bersama bagi setiap warga negara saat ini menyikapi kondisi darurat wabah corona yang makin hari makin menahun. Oleh sebab itu, untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, maka bagi setiap warga agar berdiam diri di rumah di hari-hari yang genting ini, kecuali dalam kondisi urgen diperbolehkan keluar rumah. Hal inilah yang dihimbau dan disosialisasikan oleh pihak terkait berwenang, yakni otoritas kesehatan dan pemerintah.

Lebih-lebih dari kaca mata agama, berdiam diri di rumah bagi setiap warga di hari-hari yang genting ini hukumnya wajib, kecuali jika ada hal yang urgen, maka diperbolehkan keluar rumah.

Islam bahkan memberi kabar gembira berupa pahala syahid meski tak mati karena wabah bagi siapa saja yang berdiam diri di rumah, menahan diri untuk tidak keluar rumah yang disertai dengan sikap sabar dan rida terhadap ketentuan (qadā) Allah, Swt., di hari-hari yang genting ini.

لَيسَ مِنْ رَجُلٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُث فِي بَيتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيبُه إلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ؛ إلِّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

"Siapa saja saat terjadi wabah, ia berdiam diri di rumah dengan sabar dan mengharap pahala semata-mata dari Allah, dan dia meyakini tidak akan terkena wabah itu kecuali atas ketetapan Allah, Swt., ia mendapat pahala syahid (walaupun ia tidak meninggal dunia)". (HR. Ahmad)

Dalam konteks kondisi meratanya wabah yang membahayakan seperti saat ini, Islam melarang umatnya melanggar instruksi dan arahan medis serta petunjuk preventif yang dikeluarkan oleh pihak terkait berwenang dan dokter, untuk tujuan menghindari atau memutus mata rantai penyebaran dan penularan penyakit atau wabah yang membahayakan dan membinasakan nyawa manusia ini.


 لَا يَنْبَغِي لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يُذِلَّ نَفْسَهُ , قالوا : يا رسول الله وَ كَيْفَ يُذِلُّ نَفْسَهُ, قَالَ يَتَعَرَّضُ  من البلاء لِمَا لَا يُطِيقُ

“Tidaklah patut seorang mukmin itu menghinakan dirinya”. Para shahabat bertanya: ‘Bagaimana dia menghinakan dirinya?’ Rasulullah, Saw., menjawab: “Menerjunkan diri pada bala yang dia tidak mampu menghadapinya.” (Sunan Ibnu Majah)

Syariat Islam menjadikan perkara menjaga nyawa manusia sebagai salah satu tujuan yang utama dan tertinggi.

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

"Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi." (QS. Al-Ma'idah: 32)

وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Baqarah: 195)
Saat ini semua orang tahu akan keseriusan dan bahaya virus corona baru (Covid 19), semua tahu akan cepatnya penyebaran dan penularan virus ini, hingga besarnya kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh orang yang mengabaikan virus ini atau menganggap remeh upaya-upaya pencegahan penyebaran dan penularannya.

Bahaya virus yang berujung pada kematian, membuat virus ini menjadi perkara yang tak bisa dianggap remeh atau sepele. Ini perkara serius dan membahayakan, membutuhkan penanganan yang sungguh-sungguh dan tanggung jawab bersama setiap warga.

 لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ مَنْ ضَارَّ ضَرَّهُ اللهُ وَمَنْ شَاقَّ شَقَّ اللهُ عَلَيْه

“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain. Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allâh akan membalas bahaya kepadanya dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain, maka Allâh akan menyulitkannya.” (HR. Al-Hâkim dan Al-Baihaqi)



0 Comments