Teks Persuasif : Stimulasi Satu Langkah Menuju Perubahan


Awal-awal saya masuk Majelis Permusyawaratan Anggota Peratuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (MPA PPMI Mesir), kemudian jadi Pimpinan, jadi Ketuanya. Lantas setelah lewat sebulan saya dilantik jadi Ketua MPA PPMI Mesir itu, saya menghadiri diskusi enteng-entengan di Sekretariat Tebuireng Center Kairo di Bawabah Dua, The 10th district of Nasr City, Cairo, mengenai wacana perubahan AD-ART PPMI Mesir.

Menurut AD-ART atau keterangan adjektiva yang beredar di kalangan pelajar maupun mahasiwa Indonesia di Mesir ini, PPMI Mesir adalah organisasi induk yang membawahi, menaunggi dan mengayomi seluruh elemen-elemen pelajar-mahasiwa Indonesia yang berada di Mesir ini.

Tetapi pada praktiknya, kunci determinasi seluruh kebijakan di Masisir (Mahasiswa Indonesia Di Mesir) ini, berpusat pada ranah kultural atau kelompok-kelompok kekeluargaan nusantara. Padahal PPMI sebagai organisasi induk menganut sebuah bentuk pengelolaan organisasi yang diistilahkan dengan sebutan SGS atau Student Government System. Semestinya secara garis segi hirarki kekuasaan, PPMI Mesir, fungsi dan perannya tidak hanya sebagai pengerat atau penghubung silaturahim antar kekeluargaan nusantara saja, tetapi PPMI harus juga punya kekuatan instruksi, perintah, kekuasaan kontrol dan memiliki karisma yang kuat secara platform kegiatan dan lain-lain.


Ini baru satu kerancuan sistem&praktik keorganisasian kita, dan masih ada sejumlah kerancuan-kerancuan yang lain. Dan jika kerancuan ini dibiarkan saja terjadi, kita yang mengatasnamakan mahasiswa, sesungguhnya sangat malu dan tersipu dengan sebutan tersebut. Karena ciri mahasiswa atau kaum akademis itu adalah kritis, responsif dan solutif terhadap segala macam kerancuan.

Saya quote dari seorang ilmuan atau tokoh ulama besar di era moderen ini, sebagai berikut :

الإسلام لا يعرف جماعة بغير نظام، حتى الجماعة الصغرى في الصلاة، تقوم على النظام؛ إن الله لا ينظر إلى الصف الأعوج

Islam tak mengenal perkumpulan tanpa disiplin peraturan (manajemen), hingga perkumpulan kecil dalam sholat pun harus memakai aturan. “Sesungguhnya Allah tidak bakal melihat kepada barisan yang tidak lurus.”

Tentu organisasi induk ini harus dikelola dengan baik dan benar. Baik dalam arti organisasi ini harus berguna, bermanfaat, jujur dan amanah. Tetapi juga harus benar, dalam arti ia harus terstruktur, teratur, tertib dan berkaidah seperti layaknya sebuah organisasi, baik governments atau non- governments, for profit atau non-profit, charities, partnerships, education, yang mana di dalamnya banyak mekanisne, aturan, disiplin-tata tertib, manajemen dan lain-lain.

Oleh karena itu perkumpulan kita harus teratur, tertib, tersusun rapi secara sistematis, logis, dan memiliki nilai guna-manfaat yang tinggi.

Orang Perancis punya ungkapan, du chocs des opinions jaillait la verite, dari benturan berbagai opini akan muncul sebuah kebenaran. Atau from the shock of ideas springs forth light, dari benturan berbagai gagasan akan muncul sinar (kebenaran). 

0 Comments