Mengambil Sebab (Usaha) Tidak Berarti Menolak Dan Melawan Takdir

Thoriq Aziz, Eks Mahasiswa Preparation Precedes di Departemen Bahasa Al-Azhar Kairo

Saya adalah mahasiswa yang sedikit banyak condong kepada paham dan cara pandang Imam Yusuf Al-Qardhawi. Saya mengikuti terus ceramah-ceramah, talk show, pengajian, bahkan saya membaca buku-buku, makalah-makalah ilmiah beliau, dan juga tulisan-tulisan beliau yang lain.

Saya quote dari beliau : 

فإن الله كما كتب المسببات كتب الأسباب، وكما قدر النتائج، قدر المقدمات فهو لا يكتب للطالب النجاح فحسب بحيث يصل إلى هذه النتيجة بأي وسيلة، ولكن يكتب له النجاح بوسائله من جد وحرص وانتباه ووعي وصبر وجلد إلى آخر هذه الأسباب . فهذا مقدر مكتوب، وهذا مقدر مكتوب.

إن الأخذ بالأسباب لا ينافي القدر بل هو من القدر أيضًا،ولهذا حين سئل -صلى الله عليه وسلم- عن الأدوية والأسباب التي يتقي بها المكروه، هل ترد من قدر الله شيئًا، كان جوابه الفاصل: "هي من قدر الله" رواه أحمد وابن ماجه والترمذي وحسنه.

Artinya : “Maka sesungguhnya Allah telah menetapkan hasil sebagaimana Ia telah menetapkan sebab (usaha). Sebagaimana Allah menetapkan hasil, Allah juga telah menetapkan prolog atau pengantar, bahwa semata-mata Allah tidak menakdirkan seorang pelajar sukses, dan mencapai hasil kesuksesan tanpa sebab dan syarat apapun.   Akan tetapi Allah menakdirkan untuk seorang pelajar tadi kesuksesan dengan sarana, pengantar dan prasyaratnya, seperti :  bersungguh-sungguh, semangat, perhatian, kesadaran, kesabaran, keuletan, ketabahan hati dan lain-lain. Maka ini adalah sebuah ketetapan dan takdir (kesuksesan) sudah tertulis, dan  ini sebuah ketetapan dan takdir (sebab dan syarat) yang sudah tertulis.

Sesungguhnya mengambil sebab (usaha) tidak berarti menolak dan melawan takdir, akan tetapi sebab (usaha) juga bagian dari takdir. Oleh sebab itu ketika Nabi SAW ditanya tentang berobat dan sarana-sarana (kesembuhan)  yang dikhawatirkan bisa menjadi sesuatu hal yang menampikkan dan melawan takdir. Apakah berobat itu menampik dan melawan takdir Allah? Maka Nabi SAW menjawab : 'Berobat adalah bagian dari takdir Allah.' Hadist riwayat Ahmad, Ibn Majah dan Turmidzi.”

Artinya dari cacatan kecil Imam Al-Qardhawi itu, kita bisa mengambil kesimpulan jika sakit adalah takdir Allah, maka berobat adalah takdir Allah, dan kesembuhan juga takdir Allah. Kita mewalan takdir dengan takdir. Semua berjalan mengikuti hukum dan takdir Allah. 

Thoriq Aziz, Eks Mahasiswa Preparation Precedes di Departemen Bahasa Al-Azhar Kairo

0 Comments