Ampunan Tuhan di Bulan Ramadan

Ampunan Tuhan di Bulan Ramadan[1]
Oleh Muh Thoriq Aziz Kusuma, S. Pd., Lc.[2]

Google pic.

Bulan Ramadan adalah bulan ampunan atau bulan maghfiroh. Karena itu, di bulan suci ini umat muslim dianjurkan untuk bertaubat kepada Allah, sehingga bisa kembali suci seperti bayi yang baru lahir. Di bulan ini, umat Islam berlomba untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memperbanyak ibadah. Nabi SAW bersabda:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam kondisi) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”. HR Bukhari Muslim
Pejelasan makna hadist, kata iman berarti menyakini kewajiban puasa[3], kata ihtisab berarti mengharap ganjaran dari Allah SWT[4].
Diriwayatkan dari Bazzar (Kasyf, No. 962), dari hadits Abu Said, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

إن لله تبارك وتعالى عتقاء في كل يوم وليلة _ يعني في رمضان _ , وإن لكل مسلم في كل يوم وليلة دعوة مستجابة
Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memberikan kebebasan dari siksa neraka pada setiap malam –yakni di bulan Ramadan- dan sesungguhnya setiap muslim pada waktu siang dan malam memiliki doa yang terkabul (mustajabah)”.
Puasa pada bulan Ramadan (merupakan) sebab terhapusnya dosa-dosa yang lampau sebelum Ramadan jika menjauhi dosa-dosa besar. Sebagaimana terdapat riwayat dalam Shahih Muslim, No. 233, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:

 الصلوات الخمس , والجمعة إلى الجمعة , ورمضان إلى رمضان , مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر
Dari shalat (ke shalat) yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadan ke Ramadhan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar.”

Di antara nama Allah Azza wa Jalla adalah al-Ghafûr (Yang Maha Pengampun), dan di antara sifat-sifat-Nya adalah maghfirah (memberi ampunan). Sesungguhnya para hamba sangat membutuhkan ampunan Allah dari dosa-dosa mereka, dan mereka rentan terjerumus dalam kubangan dosa. Rasulullah SAW bersabda:

لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka. [HR. Muslim, no. 2749]

Dosa telah ditakdirkan pada manusia dan pasti terjadi. Allah telah mensyariatkan faktor-faktor penyebab dosanya, agar hatinya selalu bergantung kepada Rabbnya, selalu menganggap dirinya sarat dengan kekurangan, senantiasa berintrospeksi diri, jauh dari sifat ‘ujub (mengagumi diri sendiri), ghurûr (terperdaya dengan amalan pribadi) dan kesombongan.
Kalam hikmah Imam ibn Qayyim, empat hal yang mendatangkan rezeki: qiyamul lail, memperbanyak istighfar di waktu sahur, sedekahyang banyak, dzikir di awal dan akhir siang. Tiga hal yang menghalangi rezeki: Tidur di pagi hari, sedikit salat, dan bermalas malasan. Emat hal yang membuat sakit jasmani: banyak berbicara, banyak tidur, banyak makan, seks yang terlalu banyak.

عَنْ شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ -صلى الله عليه وسلم-، قال: ((سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ  [5]لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ)).

قَالَ: ((وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا، فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ)).

Dari Syaddad ibn Aus RA, Nabi SAW bersabda : “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan, [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau].” (HR. Bukhari no. 6306)
Faedah dari bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi SAW sabdakan dari lanjutan hadits di atas,
“Barangsiapa mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”

Catatan Penting dalam Beramal dan Menuju Ampunan (Taubat)
Sebagian orang yang bangga atas amal ibadahnya. Mereka sangat percaya diri dengan amal ibadahnya sehingga tidak berhajat lagi kepada Allah. Tetapi ada sebagian manusia yang kehilangan harga diri di hadapan Allah karena terperosok ke satu lubang dosa. Ia kemudian berusaha bangkit dari keterpurukannya itu dengan memohon ampunan-Nya dan berusaha memperbaiki diri serta menyadari dirinya sebagai manusia adalah makhluk yang dhaif di hadapan kuasa Allah.
“Kerapkali Allah membuka pintu ketaatan untukmu, tetapi tidak membukakan pintu penerimaannya. Namun terkadang Dia menakdirkanmu sebuah dosa, dan itu menjadi wasilahmu sampai ke hadirat-Nya.”[6]
Bagaimana maksud hikmah dari Syekh Ibnu Athaillah ini? Syekh Syarqawi mencoba memahami catatan Syekh Ibnu Athaillah dengan uraian berikut ini.
 “Itu terjadi karena ketaatan kita kerapkali disertai dengan bencana yang mencederai keikhlasan seperti takjub atas amal, pengandalan amal, perendahan (dalam hati) terhadap orang yang tidak mengamalkan ketaatan itu. Ini mencegah penerimaan amal. Sementara dosa seseorang yang disertai dengan penyandaran diri dan permohonan ampunan kepada Allah, perendahan terhadap diri sendiri, dan penghormatan terhadap mereka yang tidak melakukannya, menjadi sebab datangnya maghfirah dan wasilahnya sampai ke hadirat-Allah,” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, Indonesia, Daru Ihaya’il Kutubil Arabiyah, juz I, halaman 72).[7]
Bagi Syekh Syarqawi, amal ibadah bukan sekadar lahir. Amal ibadah mencakup lahir dan batin. Artinya, ketika seseorang melakukan shalat, puasa, zakat, haji, atau umrah, maka batinnya juga harus ikut beribadah dalam bentuk penahanan diri dari sifat tercela yaitu ujub, tinggi hati, dan merendahkan orang lain yang tidak mengamalkan ibadah itu.
Dalam al Hikam, ibn Athaillah memasukkan kajian yang sangat luar biasa, yang berbunyi:
رُبَّ معصية أورثت ذلاً و إنكساراً خيرٌ من طاعة أورثت عزاً و إستكباراً
"Kemaksiatan yang melahirkan rasa hina dan butuh pada Allah SWT lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan sikap merasa mulia dan sombong."[8]
Acap kali manusia melalaikan atau bahkan mengabaikan kealpaan-kealpaan yang dilakukan. Sehingga, kelalaian dan pengabaian itu menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah. Padahal, hal itu bisa berdampak kepada dirinya atau merugikan orang lain. Inilah posisi di mana seseorang merasa dirinya bersih dari noda dan dosa.Tidak ada manusia yang terbebas dari belenggu dosa meski hanya sebesar biji zarah. Hal ini karena kealpaan dan kelupaan melekat pada dirinya.
Sebaik-baik manusia bukanlah yang dapat mengelak dari dosa, tetapi sebaik-baik manusia adalah dia yang selalu mengiringi langkahnya dengan merefleksikan dosa-dosa yang diperbuat. Sikap peka terhadap dosa bukan hanya menyelamatkan manusia dari azab neraka. Tetapi juga melindungi manusia dari kegelapan dan kesengsaraan di dunia.




[1] Disampaikan pada acara pengajian dan buka puasa di KPP Pratama Karanganyar, Rabu (15/5/2019) sore.
[2] Pengajar Quran di TPQ al Huda Pandeyan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah 57375
[3] التصديق بوجوب صومه و الاعتقاد بحق فريضته
[4] طلب الثواب من الله تعالي
[5] صحيح: أخرجه البخاري 6306، 6323،
[6] ربما فتح لك باب الطاعة وما فتح لك باب القبول وربما قضى عليك بالذنب فكان سبباً في الوصول
[7] ذلك أن الطاعة قد تقارنها آفات قادحة في الإخلاص فيها كالإعجاب بها واعتماد عليها واحتقار من لم يفعلها وذلك مانع من قبولها. والذنب قد يقارنه الالتجاء الى الله الاعتذار إليه واحتقار نفسه وتعظيم من لم يفعله فيكون ذلك سبباً فى مغفرة الله له ووصوله اليه

[8] رُبَّ معصية أورثت ذلاً و إنكساراً خيرٌ من طاعة أورثت عزاً و إستكباراً

1 Comments

  1. ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
    menangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
    hanya dengan minimal deposit 10.000
    untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
    ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^

    ReplyDelete