Nabi, Saw., Dawuh Agar Mengambil Faedah dari Kekuatan Syukur

  
Nabi, Saw., Dawuh Agar Mengambil Faedah dari Kekuatan Syukur
Oleh Muh. Thoriq Aziz Kusuma

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu." (QS. Ibrahim : 7)

Jatijuruwarta.com, —  Sejatinya hal yang paling banyak saya perhatikan dari tutur lidah dan wejangan para ahli ilmu pengembangan dan kreativitas pribadi, bahwa mereka memulai pagi mereka dengan bersyukur kepada Allah, Swt.

Bahkan Nabi Muhammad, Saw., jauh sebelum pada ilmuwan menulis dan menetapkan sistesis sukses. Nabi, Saw., sudah mencontohkan, bahwa beliau memulai langsung harinya setelah bangun dari tidur dengan bersyukur kepada Allah, Swt.

Nabi, Saw., membaca al-hamdulillāh, segala puji bagi Allah. Sebuah ungkapan rasa syukur seorang Mukmin yang terucap untuk mengawali setiap hari-harinya di waktu pagi seusai bangun dari tidur.

Sebagaimana dalam al-hadīts al-shahīh dari riwayat Al-Bukhāri dan Muslim, bahwa Rasūlullāh, Saw., bilamana bangun dari tidur malamnya, beliau membaca :

الحمد لله الذي أحيانا بعد ما أماتنا وإليه النشور

”Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada Allah kami akan dibangkitkan.”

Itulah pendidikan yang diberikan Nabi, Saw., kepada umatnya. Nabi, Saw., ingin kebagikan bagi kita, hingga memerintahkan kita untuk senantiasa bersyukur, tak hanya kepada Allah, Swt., namun juga kepada manusia atas segala kebaikan yang telah dipersembahkan untuk kita.

Nabi, Swt., mengguratkan bahwa syukur kepada manusia menjadi padanan syukur kepada Allah, Swt. Sebagaimana sabdanya, Saw., dalam sebuah hadis riwayat Al-Tirmidzī :

لا يشكر الله من لا يشكر الناس

“Tidak bersyukur kepada Allah seorang yang tidak bersyukur kepada manusia.”

Adapun jenis syukur yang paling bernilai ialah syukur kepada Sang Pencipta 'Azza wa Jalla. Dialah Allah, Swt., yang menciptakan dan memberi rezeki kita, yang memberi kita nikmat dengan segala nikmat yang tak terhitung dengan angka dan bilangan. Menjadi sebuah kemestian bagi kita untuk bersyukur kepadaNya.

Oleh sebab itu, kita dapati dalam ibadahnya seorang Mukmin, dimana ia memulai salatnya dalam setiap rakaat dengan bacaan al-hamdulillāhi rabbil 'ālamīn, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. 

Sungguh, Allah, Swt., telah memberikan kepada kita sebuah pepindan yang agung bagi siapa yang bersyukur.

فَاذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah : 152)

Zikir dan syukur kepada Allah adalah sebab terpenting kesuksesan di dunia dan di akherat.

Islam menghendaki bagi kita kebaikan di dunia ini dan di akherat kelak. Sementara banyak kalangan yang hanya menghendaki kebaikan di dunia saja.

Inilah keistimewaan Islam, dimana Islam mengaplikasikan kebahagiaan dan kebaikan untuk kita, umat Mukminin, hingga datang waktu kematian. Dalam kondisi sakit, kita mendapati seorang Mukmin tetap bersyukur kepada Allah, Swt., dan memujiNya. Karena sejatinya, ia tahu bahwa sakit yang menimpanya adalah sebab diampuninya dosa-dosanya dan ditambahnya rahmat Allah atasnya.

Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran yang menyeru kita agar selalu bersyukur kepada Allah, Swt.

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا کُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَارَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ کُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah : 172)

Allah, Swt., mengingatkan kita atas nikmat, anugerah dan karuniaNya kepada kita, namun kebanyakan manusia lalai dan lupa dalam bersyukur dan keutamaan syukur.

اِنَّ اللّٰهَ لَذُوْ فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلٰـكِنَّ اَکْثَرَ النَّاسِ لَايَشْکُرُوْن

"Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 243)

Kalimat al-hamdulillāhi, segala puji bagi Allah, adalah kalimat yang agung. Seseorang tak akan sampai pada makna dan rahasia besar yang terkandung di dalamnya, melainkan dengan jalan mengulang-ulang dan merasakan keagungannya.

Surat paling agung dalam Al-Quran adalah surat Al-Fatihah, dan hanya dengan membaca Al-Fatihah sebuah salat bisa dinyatakan sah atau benar, dibuka dengan bacaan al-hamdulillāhi rabbil 'ālamīn, segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." Nabi, Saw., juga membuka khutbahnya dengan al-hamdulillāhi, segala puji bagi Allah.

Syukur Adalah Sifat Allah, Swt.

Allah SWT berfirman:

مَا يَفْعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمْ اِنْ شَكَرْتُمْ وَاٰمَنْتُمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

"Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa' :147)

Syukur kepada Allah, Swt., terjadi mengarungi kemuliaan, karunia dan rezekiNya kepada kita. Syukur kita kepada Allah, Swt., ialah dengan jalan iltizām atau konsekuen dengan aturan-aturanNya, taat kepada perintah-perintahNya, dan menjahui larangan-laranganNya.

Oleh sebab itu Allah, Swt., menjadikan syukur sebagai sifatNya.

وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا

"Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa' :147)

Allah, Swt., juga menjadikan syukur sebagai sifat para Nabi-nabiNya.

اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ كَانَ اُمَّةً قَا نِتًا لِّـلّٰهِ حَنِيْفًا ۗ وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ ۙ * شَاكِرًا لِّاَنْعُمِهِ ۗ اِجْتَبٰٮهُ وَهَدٰٮهُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

"Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah). dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus." (QS. An-Nahl : 120-121)

Allah, Swt., berfirman tentang diriNya.

لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌشَكُوْرٌ

"Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri." (QS. Fatir : 30)

Hingga hari kiamat nanti, sesungguhnya seorang Mukmin senantiasa bersyukur dan memuji Allah, Swt., atas segala nikmat-nikmat yang diberikan.

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْۤ اَذْهَبَ عَـنَّاالْحَزَنَ ۗ اِنَّ رَبَّنَا لَـغَفُوْرٌ شَكُوْرُ

"Dan mereka berkata, Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri." (QS. Fatir : 34)

Syukur Lawan Maknanya Adalah Kufur

Apakah kita pernah berpikir bahwa sikap tidak bersyukur dapat mengantarkan kepada kekufuran. Allah, Swt., menjadikan untuk manusia dua jalan, yakni jalan syukur dan kufur.

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا

"Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur." (QS. Al-Insan : 3)

Dari sini kita paham, bahwa syukur adalah kewajiban bagi setiap Muslim, bukan sekedar kebiasaan yang bertujuan untuk mendatangkan kekayaan, kesuksesan atau ketenaran.

0 Comments