Kamis, 15 Agustus 2019 | 20:00
Thoriq Aziz menjadi pembicara dalam kajian rutin di Masjid al-Huda Pandeyan, Kamis (15/8/2019) malam. |
Jatijuruwarta, BOYOLALI — Islam
sangat memperhatikan perihal thaalabul ‘ilmi, dan menjadinyanya sebagai tonggak
kemajuan peradaban sebuah masyarakat. Islam selalu mendorong umatnya untuk
bersungguh-sungguh mencari ilmu dengan berbagai cara dan sarana. Bisa melalui
bangku kuliah, talaqqi dengan syeikh, atau dengan menghadiri pengajian-pengajian
dan diskusi-diskusi keagamaan. Karena ilmu adalah sesuatu yang pokok yang harus
ada untuk sampainya seseorang menuju akidah dan ibadah yang benar. Thaalabul ‘ilmi
adalah ibadah yang mengantarkan seseorang kepada ridanya Allah dan RasulNya,
Saw.
Takmir Masjid al-Huda rutin
menggelar kajian keagamaan bagi seluruh jamaah sekali dalam sepekan.
Kajian rutin mingguan ini
diselenggarakan di Serambi Masjid al-Huda, di Jalan Raya Pandeyan, Desa
Pandeyan, Kecamatan Ngemplak, Kamis (15/8/2019).
Pada kajian kali ini, hadir
sebagai nara sumber Saudara Thoriq Aziz, yang membawakan topik pembicaraan
tentang sehat dan sakit dalam Islam. Ia menyebutkan bahwa ada dua nikmat yang
sering kali membuat manusia terlena, yaitu nikmat waktu longgar dan sehat.
“Ada dua nikmat yang sering
kali membuat manusia terlena, nikmat itu adalah nikmat waktu longgar dan sehat,”
kata Thoriq mengkutip dari isi hadis Nabi, Saw.
Selain itu, sehat adalah
mahkota kehidupan. Dengan sehat, katanya, manusia bisa dengan gampang
melaksanakan tugas-tugas keagamaan maupun sosialnya setiap hari.
Lebih lanjut lagi, thoriq yang merupakan alumnus dari Universitas al-Azhar Kairo itu juga
menyinggung perihal sakit. Menurutnya, sakit adalah sebuah kelaziman yang
terlampau. Sakit juga yang mengharuskan sesorang untuk bersabar. Sabar disebut
sebagai 'ubudiyyatu adh-dharraa’, peribadatan di kala susah. Jika seseorang itu
memiliki iman sejati, maka ia tahu bahwa segala urusannya adalah baik untuknya.
“sakit adalah sebuah kelaziman
yang terlampau. Sakit juga yang mengharuskan sesorang untuk bersabar. Sabar
disebut sebagai 'ubudiyyatu adh-dharraa’, peribadatan di kala susah. Jika
seseorang itu memiliki iman sejati, maka ia tahu bahwa segala urusannya adalah
baik untuknya,” paparnya.
Diakhir pengajian ia juga
mengingatkan jamaah jika di Desa Pandeyan saat ini sudah resmi ada Kepala Desa (Kades)
baru. Ia mengajak warga untuk saling bergandengan, menjaga persatuan serta
melakukan fungsi kontrol sosial terhadap jalanan roda kepemerintahan yang baru
di Desa pandeyan.
“Sekarang kita resmi sudah
punya Kades baru, yang kemarin sudah berlalu, ini saatnya kita saling bergandengan,
menjaga persatuan. Dan saat ini semestinya kita menjalankan melakukan fungsi kontrol
sosial terhadap jalanan roda kepemerintahan di Pandeyan ini,” pungkasnya.
1 Comments
ayo bergabung dengan saya di (D(E(W-A)P)K)
ReplyDeletemenangkan uang jutaan rupiah dengan menguji keberuntungan kalian
hanya dengan minimal deposit 10.000
untuk info lebih jelas segera di add saja Whatshapp : +8558778142
ditunggu lohhh add nya... terima kasih waktu nya ^-^