Kajian Subuh di Masjid Al-Huda Kerten, Bahas Sikap Muslim Hadapi Virus Corona

Ahad, 15 Maret 2020 | 04:26

Gambar 1. Kajian Subuh di Masjid Al-Huda Kerten, Ahad (15/3/2020) pagi.

Vokalberdakwah, Surakarta — 
Sebagai bahan antisipasi dan kehati-hatian terhadap percepatan penyebaran virus corona baru atau Covid-19 di dunia termasuk di Indonesia, banyak pihak melakukan himbauan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.

Himbauan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan itu juga disampaikan oleh pihak Takmir Masjid Al-Huda Kerten, Bapak H. Ir. Meiyanto, Dipl., HE., usai kajian subuh berkah, Ahad (15/3/2020) pagi.

Sementara itu kajian subuh yang berlangsung pagi itu diisi oleh Thoriq Aziz sebagai pemateri. Ia memaparkan tentang sikap Muslim dalam menghadapi virus Covid-19 ini.

Di antara sikap-sikap yang semestinya dilakukan oleh seorang Muslim, paparnya mengkutip wejangan salah seorang ulama Madinah, Al-Syeikh Abd Al-Razzāq Al-Badr, adalah sebagai berikut:

1. Semua yang terjadi, termasuk keberadaan virus Covid-19 adalah atas kehendak dan izin Alah, Swt. Seorang mukmin harus berpegang teguh, bersandar kepada Allah, Swt., dalam segala urusannya, berpasrah (bertawakal) kepadaNya, dan menyakini  bahwa segala hal dalam hidup ini berjalan dan terjadi karena kehendak dan izinNya. Sudah sepantasnya seorang Muslim memohon pertolongan kepada Allah, Swt., memohon ampunan serta bertaubat kepadaNya, sekaligus memohon perlindungan dari segala keburukan.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa manusia kecuali dengan izin Allah dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. Al-Taghābun: 11)

قُلْ مَن ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً

"Katakanlah: Siapakah yang dapat melindungi kamu dari Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” (Al-Ahzāb: 17)

2. Wajib bagi setiap muslim untuk menjaga (agama) Allah, Swt., yakni dengan mentaati perintah-perintahNya dan menjahui larangan-laranganNya. Ketakwaan kepada Allah, Swt., menjadi kunci keselamatan dimanapun Muslim berada. Karena orang yang bertakwa, maka baginya Allah, Swt., sediakan jalan keluar dari setiap masalah.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. * Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-Thalāq: 2-3)

Nasihat atau dawuh Nabi, Saw., kepada Ibn 'Abbās, Ra., yang menyatakan,

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

"Jagalah [agama] Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah [agama] Allah, maka kamu akan mendapati Allah selalu menolongmu." (HR. At-Tirmidzi dari Ibn 'Abbās, Ra.)

3. Syari'at Islam mengajarkan untuk berusaha, mengambil sebab-sebab pencegahan sebelum sakit dan berobat ketika sakit. Hal ini tidaklah menafikan tawakal kepada Allah, Swt., selama hati kita bergantung hanya kepadaNya.

Bisa jadi ada pertanyaan sekaligus pernyataan bahwa sakit merupakan takdir Allah, Swt. Oleh karenanya kita tidak perlu berobat. Biarkanlah urusan manusia diserahkan oleh Allah, Swt., saja. Namun hal semacam ini salah. Rasulullah, Saw., bersabda:

يا رسول الله أرأيت رقى نسترقيها ودواء نتداوى به وتقاة نتقيها هل ترد من قدر الله شيئا فقال هي من قدر الله

Wahai Rasulullah bagaimana ruqyah- ruqyah dan obat- obatan yang kami gunakan, serta pantangan- pantangan yang kami hindari, apakah semua ini menolak takdir Allah?, Nabi menjawab, "Itu semua termasuk takdir Allah.” (HR.Tirmidzi)

Penyakit adalah takdir Allah, Swt., demikian pula dengan berobat tatkala sakit, dan kesembuhan. Semua adalah takdir Allah, Swt., seorang hamba lari dari satu takdir menuju takdir Allah, Swt., yang lain. Seorang hamba menghadapi takdir Allah, Swt., berupa sakit dengan takdir Allah, Swt., berupa minum obat (berobat), seorang hamba hadapi takdir Allah, Swt., berupa lapar dengan takdir Allah, Swt., yang lain, yakni takdir makan.  Semua berjalan mengikuti takdir Allah, Swt.

4. Bagi setiap muslim untuk mewaspadai berita-berita palsu.

5. Bagi setiap muslim haruslah bersikap tenang, tidak panik, bersabar, berharap ampunan dan ridaNya.

6.Musibah terbesar yang harus lebih dikhawatirkan adalah musibah yang menimpa agama (yaitu kerusakan akidah, ibadah dan akhlak), karena itulah musibah terbesar di dunia dan akhirat.

Selain itu, Thoriq juga menjelaskan bahwa menjaga kecusian (kebersihan) adalah separuh dari iman. Maka tak mengherankan jika seorang Muslim wajib bersuci, berwudhu ketika hendak salat dan wajib mandi dari hadas besar. Ini adalah jalan hidup umat Muslim yang merupakan bagian dari imannya. Bahkan dalam buku-buku fikih, bab thah ārah (bersuci) menjadi bab pertama yang dikaji dan didalami.

Semoga perlindungan, penjagaan dan rida Allah, Swt., membersamai umat Islam dimanapun berada. Āmīn Yā Rabb.

Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.


0 Comments