Rabu, 11 Maret 2020 | 06:27
Perihal Membaca Al-Fatihah Ketika Rukuk dan Sujud Dengan Maksud Berdoa |
Vokalberdakwah, — Salah satu rukun yang membuat salat menjadi sah ialah membaca Al-Fatihah saat berdiri atau qiyām. Lalu bolehkan membaca Al-Fatihah ketika rukuk dan sujud dengan maksud berdoa?
Sebagaimana penulis kutip dari pembacaan keagamaan Syeikh Al-Islām Ibnu Hajar Al-Haitamī Al-Syāfi'ī dalam kitabnya "Tuhfah Al-Muhtāj fī Syarh Al-Minhāj," yang dilengkapi dengan "Hawāsyī Al-Syarwānī wa Al-'Ibādī," juz II halaman 61, cetakan Dār Al-Fikr. Syeikh Al-Islām Ibnu Hajar Al-Haitamī Al-Syāfi'ī mengatakan,
وَتُكْرَهُ الْقِرَاءَةُ فِي غَيْرِ الْقِيَامِ؛ لِلنَّهْيِ عَنْهَا
“Membaca Al-Fatihah itu dimakruhkan dibaca pada selain kondisi berdiri, karena hal ini dilarang membaca Al-Fatihah di dalam kondisi tersebut.”
Al-‘Allāmah Al-Syarwānī dalam Hāsyiyah-nya mengenai "Tuhfah Al-Muhtāj fī Syarh Al-Minhāj," juz II halaman 61, menyebutkan, bahwa Imām Al-Zarkasyī mengatakan,
وَمَحَلُّ كَرَاهَتِهَا -الْقِرَاءَةُ فِي غَيْرِ الْقِيَامِ- إذَا قَصَدَ بِهَا الْقُرْآنَ، فَإِنْ قَصَدَ بِهَا الدُّعَاءَ وَالثَّنَاءَ فَيَنْبَغِي أَنْ تَكُونَ كَمَا لَوْ قَنَتَ بِآيَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ. اهـ. أَيْ: فَلَا تَكُونُ مَكْرُوهَةً
“Alasan dimakruhkannya membaca Al-Fatihah pada selain kondisi berdiri adalah jika ia memaksudkan dengannya membaca Al-Qur’an. Maka, jika ia bermaksud membaca doa, dan memuji Allah, Swt., maka diperbolehkan, sebagaimana jika ia membaca doa qunut dengan bacaan ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, maka membaca Al-Fatihah di selain kondisi berdiri itu tidak makruh.”
Hukumnya makruh membaca Al-Fatihah saat rukuk dan sujud dengan maksud tilāwah Al-Quran atau membaca Al-Quran. Namun jika membaca Al-Fatihah tersebut saat rukuk dan sujud dimaksukkan untuk berdoa dan memuji Allah, Swt., dan tidak dimaksudkan tilāwah Al-Quran, maka hukumnya boleh dan tidak makruh. Wa Allāhu A'lā wa A'lam.
Muh. Thoriq Aziz Kusuma,
Penulis
0 Comments